Waspada Hujan Sampah Antariksa pada 2012
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengingatkan masyarakat akan bahaya akibat bakal maraknya sampah antariksa yang jatuh ke Bumi. Puncak potensi bahaya akibat smpah dari satelit yang tidak lagi terpakai ini terjadipada 2012.
Hal itu diingatkan Thomas Djamaluddin,Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim Lapan, di dalam acara Prss Tour yang diadakan Kamis (10/12/2009). Acara ini diikuti sejumlah wartawan dari sejumlah media cetak ataupun elektronik.
“Pada saat itu, atmosfer Bumi akan menjadi lebih padat akibat pengaruh aktivitas iradiasi matahari di saat sklus puncak.Dengan kian padat, ada hambatan bagi satelit dalam bergerak.Kecepatan menjadi semakin rendah dan lama-lma kehilangan gravitasi dan ketinggian sehingga akan mudah jatuh,” tutur profesor riset di bidang astronomi Lapan ini.
Saat itu, lanjut Thomas,diperkirakan hampir setiap hari sampah berupa satelit akan jatuh ke permukaan Bumi.Pada kondisi normal,rata-rata hanya dua satelit atau pecahanya yang jatuh per pekannya.Adapun jumlah sampah antariksa ini bisa mencapai 13.000 dalam ukuran lebih dari 1 sentimeter.
“Namun, masyarakat jangan panik,”katanya. Menurut dia,peluang sampah antariksa ini untuk mengenai manusia atau obyek yang dimiliki manusia sangat kecil.
Komposisi sampah antariksa:
* 17 % berupa bagian badan roket
* 19 % berupa sampah terkait aktivitas misi di antariksa
* 22 % berupa psawat antariksa atau satelit yang tidak berfungsi
* 42 % berupa pecahan-pecahan atau ssa komponen (bahan baker, baterai,cat yg mengelupas)
* 11.000 obyekberukuran lebih dari 10 cm
* 100.000 obyek berkuran antara 1-10 cm
* Kawasan orbit rendah (2000km di atas permukaan bumi) menjadi lokasi sampah antariksa trbanyak
* 19 % berupa sampah terkait aktivitas misi di antariksa
* 22 % berupa psawat antariksa atau satelit yang tidak berfungsi
* 42 % berupa pecahan-pecahan atau ssa komponen (bahan baker, baterai,cat yg mengelupas)
* 11.000 obyekberukuran lebih dari 10 cm
* 100.000 obyek berkuran antara 1-10 cm
* Kawasan orbit rendah (2000km di atas permukaan bumi) menjadi lokasi sampah antariksa trbanyak
ada mayat aliennya ga?
Satelit atau sampah antariksa jtuh ke bumi akan semakin bnyk dengan makin bertambahnya populasi antariksa oleh wahana buatan manusia. Pertambahan juga dipacu oleh saling bertabrakan antar-sampah antariksa tersebut. Data pantauan jaringan radar menunjukkan,rata-rata setiap 2–3 hari ada bekas satelit, roket, atau sampah antariksa lainnya yang jatuh ke bumi. Benda berukuran besar, berbobot beberapa puluh ton rata-rata 2pekan sekali ada yang jatuh.
Masalah yang menjadi perhatian utama adalah loksi jatuh dan waktunya. Lokasi jatuh trkait erat dengan lintasan orbitnya.Mir yang jatuh Maret 2001 orbitnya mempunyai inklinasi 51,6derajat,berpeluang jatuh di wilayah antara 51,6 derajat lintang utara (LU)–51,6derajat lintang selatan (LS). Sehinga dapat mengancam 80negara yang mungkin dilewatinya. BeppoSAX yang jatuh 30April 2003 orbitnya mempunyai inklinasi 4 derajat, sehingga mengancam 39 negara di sabuk ekuator.
Setiap satelit atau sampah antariksa orbitnya pasti melewati ekuator, sehingga peluang jatuh di daerah ekuator sangat besar.Indonesia yang merupakan negara ekuator terbesar sangat potensial kejatuhan satelit atau sampah antariksa. Namun, jangan cemas dahulu. Perbandingan luasnya daerah jelajah dengan ukuran satelit atau smpah antariksa sangat jauh,sehingga kemungkinan untuk membahaykan manusia atau barang milik manusia sangat kecil.Kemungkinan seorang manusia terkena benda jatuh dari antariksa 1:1.000.000.000.000.Sedangkan kemungkinan ada pesawat terbang yang terkena 1:10.000.000.(aman kita gan)
Selama perkembangan teknologi antariksa memang belum ada laporan orang atau barang yang trkena benda jatuh dari antariksa. Bila terkena, tentu dampaknya sangt hebat.Benda jatuh dari antarksa mempunyai kecepatan sampai puluhan atau ratusan km/jam.Bobotnya pun bervariasi,bisa mencapai puluhan kilogram. BeppoSAX yang jatuh beberapa waktu lalu,pcahan terbesar berbobot 120 kg. Untungnya, puing-puingnya akhirnya jatuh di lautan Pasifik, sebelah barat daya Ekuador, Amerika Selatan.
Ini bukan HOAX gan,Berikut bukti titik-titik keberadaan samph antariksa (By:Google Earth & NASA)
“Space Junk Spotting,by Saso Sedlacek, Software Mashup of Google Earth and a NASA database of space debris.”
Installation view of “Space Junk Spotting” (2006) by Saso Sedlacek at Mejan Labs.
Untuk memperkuat bukti bahwa banyak sampah yang jatuh ke Bumi.
Beberapa potongan puing-puing yang begitu besar sehingga sampah ini tidak terbakar sepenuhnya di atmosfir.Contoh adalah 250 kilogram (550 pon) propellent utama tangki roket.Struktur baja stainless yang hampir utuh pada tahun 1997.
Seorang peternak di Australia utara pedalaman terpencil menemukan sepotong sampah telah mendarat di lahan pertaniannya. Petani James Stirton menemukan sebuah bola raksasa logam memuntir tahun lalu, tetapi hanya baru-baru ini melihat ke dalam asal-usulnya.
The above image is of a large motor that survived reentry on January 12, 2001 falling in Saudi Arabia. It is from a Delta rocket third stage motor casing. There were no sonic booms or flashes in the night sky signalling its arrival. It was simply discovered lying in the sand, weighing some 70kg. This is a titanium case and located inside a PAM-D (payload assist module). This particular module gives the satellite payloadits final thrust and allows for some positioning maneuvers in orbit to release the spacecraft properly. The PAM-D completes its task and becomes space junk, eventually decaying from orbit. The following images shows the intact PAM-D in the factory.
COSMOS 2267
Near Cosala Mexico a piece of Cosmos 2267 that decayed from orbit in December 1994 was found and displayed; it is 2.4 x 2.4 m with a 20kg mass.
DELTA ROCKETS
One such as this one fell in South Africa (courtesy W. Koorts) and these parts were located in a museum outside of Capetown in April 2000.What was found was a steel propellant tank(1.7 x 2.7 m, mass 270 kg),a titanium pressure sphere (diameter 0.58 m, mass 32 kg), and a composite combustion chamber (0.76 m long, average width 0.25 m). The small titanium sphere and larger tank are two parts that ‘typically’ survive reentry.